SLIDE 10. COUGHS
Jika kita membaca literaratur kedokteran, sering diungkapkan bahwa batuk merupakan suatu mekanisme tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang mengganggu saluran nafas kita, seperti dahak, riak, benda asing (kacang, dsb). Batuk sebagai anugerah terindah dari Tuhan sering disikapi dengan tidak bijak oleh mereka yang tidak memahaminya.
Jika kita membaca literaratur kedokteran, sering diungkapkan bahwa batuk merupakan suatu mekanisme tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang mengganggu saluran nafas kita, seperti dahak, riak, benda asing (kacang, dsb). Batuk sebagai anugerah terindah dari Tuhan sering disikapi dengan tidak bijak oleh mereka yang tidak memahaminya.
Andaikan kita perhatikan sejenak para pada penderita stroke misalnya. Karena adanya gangguan dalam otak, refleks batuknya terganggu. Akibatnya dahak menumpuk di paru2 dan ybs umumnya mengalami pneumonia. Hingga berefek fatal kematian pada penderita tsb.
Batuk bukanlah momok. Melalui batuk, kita tetap dapat bernafas, karena lendir yang mengganggu saluran nafas akan dikeluarkan saat batuk. Dengan batuk, kita terhindari dari bahaya tersedak benda asing yang masuk ke saluran nafas kita.
Yang terpenting yang harus kita lakukan adalah mencari tahu apa penyebab batuk. Infeksi kah atau bukan infeksi.
Pada anak, batuk umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau oleh alergi.
Batuk akibat infeksi virus flu misalnya bisa berlangsung sd 2 minggu. Bahkan lebih lama lagi bila anak kita sensitif atau alergi, atau bila di rumah ada anak lain yang lebih besar yang juga sedang sakit. Batuk karena alergi juga bisa berlangsung lama atau hilang timbul selama pencetus alerginya tidak diatasi. Alergi yang dimaksud bisa dalam bentuk alergi hidung (Allergic rhinitis), asma, alergi suatu zat dari lingkungan. Penyebab lainnya adalah sinusitis, reflux, pneumonia.
TATALAKSANA :
» Mencari PENYEBAB batuk.
Jika batuk disebabkan oleh produksi dahak yang berlebihan, maka upaya yang perlu dilakukan adalah mengurangi produksi lendir. Melalui cara :
* Minum banyak yang hangat misalnya lemon
* Jangan ada asap rokok
* Ruangan jangan kering (Moist air - kamar mandi - buka keran air panas biarkan beberapa lama sehingga ruangan, atau taruh satu ember air panas mendidih, atau pasang humidifier)
* Agar anak lebih nyaman, tidurkan dengan bantal agak tinggi
* NO – ANTIBIOTICS. Ingat ! Kebanyakan batuk tidak memerlukan antibiotik
* NO cough suppressant. Jangan mengkonsumsi obat penekan refleks batuk (seperti DMP). Anehnya, anak kita sering mendapatkan obat racikan / puyer yang salah satu kandungannya codein (sejenis narkotika) yang tidak diketahui manfaatnya.
Pada dasarnya, TIDAK ADA yang namanya obat batuk itu.
Juga tidak ada obat pencair dahak. Cari pencetusnya !
SLIDE 11. BRONCHITIS (INFEKSI SALURAN NAFAS)
Penyebab banyak, tetapi yang tersering adalah alergi (Allergic rhinitis, asthma, environmental exposures). Bisa juga karena sinusitis, refluks, reaksi obat, kelainan bawaan saluran napas, tersedak "benda asing", pneumonia (virus, jamur). Mohon diingat – pneumonia belum tentu karena infeksi bakteri. Jadi - belum tentu perlu antibiotik. Biasanya ditandai dengan batuk lama.
TATALAKSANA :
» Mencari penyebab. Bila karena alergi – modifikasi lingkungan sekitar untuk mengurangi eksposur pada anak
» Humidifikasi
» Ekstra cairan, dll
Jika anak kita dinyatakan menderita bronkitis, maka kita harus segera berpikir bahwa -itis di sini artinya radang – inflamasi. Penyebabnya belum tentu infeksi bakteri - mayoritas bronkitis pada anak tidak perlu antibiotik.
SLIDE 12. EAR INFECTION
PENYEBAB :
# Umumnya karena infeksi virus
# Pasca infeksi hidung atau radang tenggorokan seperti cold / flu
# Tooth problem
GEJALA :
v Sakit telinga (biasanya 1 sisi), demam, pilek dengan hidung buntu, rewel, telinga di-tarik2, nafsu makan menurun
v Kadang2 tampak cairan kuning keluar dari telinga, kadang2 juga anak mengalami sedikit gangguan pendengaran
v Rata-rata setiap anak mengalami infeksi minimal 1 x sebelum usia 5 tahun.
TATALAKSANA :
* Penghilang rasa sakit
* Posisi tegak/upright position,
* Jangan ada yang merokok
* Jangan minum susu dari dot-botol sambil tiduran
* Air hangat di botol, bungkus kain perca, taruh di atas telinga
* Kalau perlu minum obat decongestant (mengurangi hidung buntu)
PENCEGAHAN : berikan ASI selama mungkin
Hubungi DOKTER / penggunaan ANTIBIOTIK :
~ Bila berkepanjangan, lebih dari 2 minggu atau
~ Bila infeksi berat dan anak kesakitan hebat
SLIDE 13. DIARRHEA - VOMITING
Hampir serupa dengan batuk, diare & muntah adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan pada manusia. Diare & muntah adalah mekanisme alami tubuh untuk mengeluarkan racun, virus/kuman yang masuk ke dalam tubuh. Diare & muntah itu ibarat alarm tubuh untuk memberitahukan bahwa ada sesuatu yg tidak beres dalam tubuh kita.
Yang perlu dilakukan adalah mencari PENYEBAB nya.
Tidak perlu diberikan obat anti muntah atau obat untuk “mampet”kan diarenya. Obat-obat tsb memang akan mengurangi/menghentikan diare/muntah, tetapi tidak mengobati penyakitnya.
Perbaikan tersebut bersifat “semu”. Ibarat bom waktu. Kita terkecoh seolah anak membaik, padahal penyakitnya masih terus berlangsung. Selain itu, obat2 tersebut juga bukan tanpa risiko / efek samping.
PENYEBAB:
# >80% penyebabnya pada anak, terutama bayi, adalah virus. Dikenal juga dengan ROTAVIRUS.
# Food poisoning
# Alergi makanan,
# Pemakaian antibiotik.
TATALAKSANA – CEGAH DEHIDRASI - Minum banyak
» ASI diteruskan, campur dg Oral rehydration Solution (ORS) seperti pedialit atau oralit.
» Perbanyak minum.
» Bila diare hebat, fokus pada upaya rehidrasi (menjaga agar tidak dehidrasi). Kalau perlu, untuk sementara waktu tidak perlu makan sampai dehidrasi teratasi
Kapan menghubungi dokter?
* Ada darah di tinja atau tinja berwarna hitam
* Tanda-tanda dehidrasi berat : tidak buang air kecil > 8 jam, bibir kering, air mata kering ketika menangis, skin turgor menurun (jika tangan dicubit, tidak akan kembali seperti semula), mata cekung, abdomen (sekitar perut) cekung, fontanelle (ubun-ubun) pada bayi cekung.
* Luar biasa mengantuk, sulit dibangunkan
* Luar biasa lemas, layu
PRINSIP :
~ Umumnya tidak perlu diberi antibiotik, antibiotik hanya bila tinja berdarah (butuh evidence/lab). Pada banyak kasus, antibiotik justru akan memperparah diarenya. Belum lagi pemakaian antibiotik tidak pada tempatnya akan menyebabkan infeksi tambahan oleh jamur/fungus/candida
~ Jangan minum obat untuk menghentikan diare seperti primperan, motilium, juga tidak perlu minum Kaopectate, smecta, enzym, dsb.
~ Pada diare biasa, tidak perlu mengganti susu formula.
INGAT - Jangan memberikan obat anti muntah!!!!
SLIDE 14. KONSTIPASI
PENYEBAB:
Penyebab utama biasanya pola perilaku, khususnya pola konsumsi makanan yang low-fiber, high-fat & high-sugar.
Pola makan kita dulu sarat dengan sayur dan buah (serat), sekarang beralih ke fast food yang bukan hanya rendah serat, tetapi juga tinggi garam dan lemak. Penyebab lainnya adalah:
# Kurang minum
# Ignoring the urge (anak mengacuhkan rasa ingin buang air besar dan justru menahannya)
# Kurang gerak/olah raga, banyak duduk
# Penyakit: Hypothyroidism (kelenjar gondok kurang berfungsi, jarang, ada gejala lain sejak bayi seperti retardasi mental), retardasi mental
GEJALA:
» Sakit perut, melilit, mules, kembung
» Nafsu makan menurun
» Rewel
» Celana dalam ada berkas tinja (Soiled underwear)
» Tinja keras, tinja ada goresan/bercak darah (Large/blood streaked stools)
» Sering buang air kecil
TATALAKSANA :
* Minum banyak
* Pola makan yang kaya serat
* Lebih memperhatikan bowel's habit dari anak.
* Melatih anak akan kebersihan.
* Berbicara & diskusi dengan anak.
Hubungi dokter jika terjadi hal berikut :
∑ Tidak BAB > 10 hari
∑ Sering / rutin mengalami konstipasi sejak lahir.
∑ Aktivitas sehari-hari menurun.
∑ Terdapat anal tears atau hemorrhoids
∑ Sulit mengejan saat BAB
∑ Ada darah di tinja
SLIDE 15. TYPHOID
Sebenarnya, tifus tdk tergolong kondisi yang sering terjadi pada anak. Namun demikian, kondisi ini sering sekali didiagnosis (“gejala tifus”/verdacht typhus”). Padahal seharusnya untuk mendiagnosa suatu penyakit harus jelas dan tegas : TIFUS atau BUKAN.
Bagaimana dan kapan kita menegakkan diagnosis tifus?
# Curigai bila ANAK demam > 7 hari. Mengapa anak, bukan bayi ? Karena tifus ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar. Sementara bayi masih mengkonsumsi ASI, susu formula, makanan rumah.
# Diagnosis: pemeriksaan laboratorium biakan empedu (GAL CULTURE) bukan pemeriksaan widal. Di negara endemis seperti Indonesia, pemeriksaan widal hampir pasti akan positif tetapi tidak otomatis menyatakan yang bersangkutan sedang menderita infeksi tifus.
# Be critical !
TBC
Kondisi serupa yang juga sering salah diagnosa adalah TBC. Angka kejadian infeksi TBC di Indonesia memang tinggi, tetapi itu bukan berarti – sedikit-sedikit TBC. Anak yang kurus, yang kurang nafsu makan, anak yang batuk-batuk, sering dicap “ada vlek” di paru2nya. Padahal mendiagnosis TB tidak sesederhana ini.
Di lain pihak, kalau memang anak kita TBC, perlu diterapi dengan benar agar kuman TBC benar-benar bisa dieradikasi dari tubuh kita. Yang sering terjadi:
» Anak mendapat obat TBC tanpa dasar diagnosis yang jelas.
« Obat TBC tersebut tidak diberikan dengan benar (jenis obat, jumlah obat, dosis, lama pemberian).
Selalu mencari second opinion ! Karena mendiagnosis TBC tidak mudah. Dan sekali anak didiagnosis TBC - konsekuensinya banyak – harus mengkonsumsi obat-obatan untuk jangka waktu panjang. Padahal obat-obatan tersebut sangat berat`- berpotensi menimbulkan gangguan hati.
Again, be critical !
SLIDE 16. HOSPITALIZATION
Indikasi rawat inap harus kuat, seperti :
# Kehilangan kesadaran
# Kejang berulang
# Sesak napas
# Dehidrasi berat
# Membutuhkan obat yang harus diberikan ke pembuluh darah (IV medication)
Bagi anak, rawat inap di RS bukan hanya menyebabkan trauma kejiwaan, tetapi juga menghadapkan anak kepada risiko tertular INFEKSI NOSOKOMIAL. Yaitu infeksi akibat kuman rumah sakit, dari pasien lain. Sementara itu kuman di RS jauh lebih “GANAS” dibandingkan kuman di rumah. Mengapa? Coba cermati kalimat-kaliamt berikut.
Di RS, kita terlalu banyak mempergunakan antibiotik dan umumnya yang dipergunakan adalah antibiotik yang “kuat”. Dengan demikian, kuman di rumah sakit banyak yang sudah resisten (kebal) terhadap berbagai macam antibiotik (superbugs). Kuman di rumah jauh lebih “jinak”. Perawatan di RS dapat memperbesar potensi terkena infeksi tambahan (nosokomial) ini.
Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita harus memahami betul kondisi emergency (kapan anak harus dirawat di RS). Sehingga kondisi-kondisi yang tidak memerlukan perawatan RS, maka anak tidak perlu dirawat di RS.
SLIDE 17. THE LIVER AND THE DRUGS
Apa yang terjadi dengan obat yang kita konsumsi? Obat harus menjalani serangkaian proses metabolisme di hati. Prosesnya dua tahap. Di antara kedua tahapan tersebut, dihasilkan suatu zat antara yang bersifat toksik (beracun). Hal inilah yang dapat menyebabkan timbulnya kemungkinan kerusakan hati akibat obat.
Makin banyak obat, makin besar kemungkinan efek sampingnya (termasuk kerusakan hati).
Sebagai contoh adalah gabungan beberapa obat dalam satu puyer. Ibu umumnya tidak menyadari bahwa puyer tersebut terdiri dari beberapa obat. Tidak tertutup kemungkinan obat-obat tersebut saling berinteraksi.
Pertanyaan yang seharusnya selalu ada di benak kita sebelum mengkonsumsi obat atau menerima resep obat adalah :
» Apakah anak kita benar-benar membutuhkan obat ?
» Apakah memang benar anak kita membutuhkan sekian banyak obat dan bukan hanya 1 atau 2 obat saja ? Ada baiknya kita mencari second opinion atau mencari informasi tentang penyakit & obat-obat tsb. Manfaatkan teknologi terkini yaitu internet untuk mencari informasi.
Siapa yang potensial terkena efek samping obat?
* Mereka yang berusia sangat muda
* Mereka yang lanjut usia
Sekarang mari kita evaluasi kembali kartu berobat anak kita. Coba perhatikan & hitung berapa banyak obat dalam setiap puyer / racikan.
Bagaimana mengurangi risiko terkena efek samping obat?
1. Pada dasarnya, obat itu ”racun” sehingga potensial menimbulkan efek samping. Konsumsi obat hanya bilamana benar-benar diperlukan. Hindari polypharmacy.
2. Antibiotik bukan obat “ dewa “yang dapat menyembuhkan semua penyakit, atau menyembuhkan semua gejala (mulai dari demam, diare, batuk, pilek, radang tenggorokan, alergi, dll)
SLIDE 18. WHAT ARE ANTIBIOTICS
Antibiotik adalah obat untuk membunuh infeksi bakteri. ANTIBIOTIK TIDAK DAPAT MEMATIKAN VIRUS.
After their discovery in the early 20th century, they transformed medical care and dramatically reduced illness and death infectius diseases. Indeed, antibiotics are among the most powerful and important medicines known because when they are used properly, they can save lives.
Antibiotics = Against Life. Artinya antibiotik adalah suatu zat yang sifatnya mematikan kehidupan dalam hal ini, mematikan kuman.
Berdasarkan konsep “against life” tsb, beberapa ahli menyatakan bahwa penggunaan antibiotik dapat dikatakan sebagai penggunaan PESTISIDA bagi manusia (pesticide used on people).
APA BAHAYA PEMBERIAN ANTIBIOTIK YANG MEMBABI BUTA?
Setelah pemakaian antibiotik selama beberapa dekade, ternyata bermunculan banyak bakteri yang resisten (kebal) terhadap antibiotik. Hal ini membuktikan bahwa pemakaian antibiotik yang tidak rasional/membabi buta, justru akan merugikan pasien dan khalayak luas. Antibiotik merupakan satu2nya obat yang memiliki dampak sosial yang besar.
Contoh. Anak X sering memakan antibiotik setiap kali demam atau pilek.batuk, diare. Cepat atau lambat, kuman-kuman di sekitar X menjadi kebal terhadap berbagai antibiotik. Bila kuman yang resisten terhadap antibiotik tersebut menyerang anak Y, maka anak Y otomatis juga tiurut dirugikan, bukan hanya anak X.
Antibiotic resistance dapat membahayakan jiwa dan memperberat kondisi dan penderitaan si pasien yang mungkin infeksinya sebenarnya tidak berat tetapi kumannya tidak dapat dibunuh oleh berbagai antibiotik (padahal sebelumnya, infeksi kuman ni dengan mudah dapat diatasi). Kuman yang kebal terhadap antibiotik ini –berkembang biak dengan cepat, menyerang anggota keluarga lainnya, tetangga, teman sekolah, teman kerja – mengancam seluruh komunitas. Lingkungan terancam infeksi oleh kuman jenis baru, yang sudah berubah bentuk, yang lebih ganas, kuman yang sulit dibunuh oleh antibiotik.
SLIDE 19. THE TROUBLE WITH ANTIBIOTICS
# Pemberian antibiotik yang berlebihan menyebabkan kuman yang tidak terbunuh mengubah diri (mutasi) menjadi kuman yang tidak mempan dilawan dengan antibiotik. Kuman itu disebut juga “superbugs”. Superbugs ini juga dapat lolos dari serangan sistem imu tubuh kita, karena perubahan dirinya. Sistem imun tubuh kita tidak mengenalinya.
# Superbugs ini memerlukan antibiotik yang jauh lebih kuat, pasien harus dirawat di rumah sakit karena antibiotik harus diberikan melalui selang infus. Antibiotik super kuat ini berisiko menimbulkan efek samping yang lebih berat. Selain itu dalam waktu cepat, bakteri tsb juga menjadi kebal terhadap antibiotik yang super kuat. Pada kondisi ini, tenaga medis / dokter seperti berlari di treadmill, terus mengejar, mencari antibiotik yang lebih kuat dan lebih baru.
# Dampak negatif kedua dari pemberian antibiotik yang berlebihan dan tidak bijak adalah terbunuhnya “kuman baik” di dalam tubuh kita. Tempat yang semula dipakai oleh kuman2 ini menjadi vakum dan kekosongan ini diisi oleh kuman “jahat” atau jamur. Kondisi infeksi ini disebut sebagai “superinfection”.
# Semakin lama/sering makan antibiotik semakin besar risiko terbentuknya superbugs, dan superinfection. Akibatnya SEMAKIN SERING KITA MENGKONSUMSI ANTIBIOTIK, SEMAKIN SERING KITA SAKIT.
Antibiotik adalah sumber alam, karunia Tuhan yang harus dipergunakan secara bijaksana. Antibiotik menyelamatkan kita, kita harus “menyelamatkan” mereka.
Sumber foto: Google
Batuk bukanlah momok. Melalui batuk, kita tetap dapat bernafas, karena lendir yang mengganggu saluran nafas akan dikeluarkan saat batuk. Dengan batuk, kita terhindari dari bahaya tersedak benda asing yang masuk ke saluran nafas kita.
Yang terpenting yang harus kita lakukan adalah mencari tahu apa penyebab batuk. Infeksi kah atau bukan infeksi.
Pada anak, batuk umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau oleh alergi.
Batuk akibat infeksi virus flu misalnya bisa berlangsung sd 2 minggu. Bahkan lebih lama lagi bila anak kita sensitif atau alergi, atau bila di rumah ada anak lain yang lebih besar yang juga sedang sakit. Batuk karena alergi juga bisa berlangsung lama atau hilang timbul selama pencetus alerginya tidak diatasi. Alergi yang dimaksud bisa dalam bentuk alergi hidung (Allergic rhinitis), asma, alergi suatu zat dari lingkungan. Penyebab lainnya adalah sinusitis, reflux, pneumonia.
TATALAKSANA :
» Mencari PENYEBAB batuk.
Jika batuk disebabkan oleh produksi dahak yang berlebihan, maka upaya yang perlu dilakukan adalah mengurangi produksi lendir. Melalui cara :
* Minum banyak yang hangat misalnya lemon
* Jangan ada asap rokok
* Ruangan jangan kering (Moist air - kamar mandi - buka keran air panas biarkan beberapa lama sehingga ruangan, atau taruh satu ember air panas mendidih, atau pasang humidifier)
* Agar anak lebih nyaman, tidurkan dengan bantal agak tinggi
* NO – ANTIBIOTICS. Ingat ! Kebanyakan batuk tidak memerlukan antibiotik
* NO cough suppressant. Jangan mengkonsumsi obat penekan refleks batuk (seperti DMP). Anehnya, anak kita sering mendapatkan obat racikan / puyer yang salah satu kandungannya codein (sejenis narkotika) yang tidak diketahui manfaatnya.
Pada dasarnya, TIDAK ADA yang namanya obat batuk itu.
Juga tidak ada obat pencair dahak. Cari pencetusnya !
SLIDE 11. BRONCHITIS (INFEKSI SALURAN NAFAS)
Penyebab banyak, tetapi yang tersering adalah alergi (Allergic rhinitis, asthma, environmental exposures). Bisa juga karena sinusitis, refluks, reaksi obat, kelainan bawaan saluran napas, tersedak "benda asing", pneumonia (virus, jamur). Mohon diingat – pneumonia belum tentu karena infeksi bakteri. Jadi - belum tentu perlu antibiotik. Biasanya ditandai dengan batuk lama.
TATALAKSANA :
» Mencari penyebab. Bila karena alergi – modifikasi lingkungan sekitar untuk mengurangi eksposur pada anak
» Humidifikasi
» Ekstra cairan, dll
Jika anak kita dinyatakan menderita bronkitis, maka kita harus segera berpikir bahwa -itis di sini artinya radang – inflamasi. Penyebabnya belum tentu infeksi bakteri - mayoritas bronkitis pada anak tidak perlu antibiotik.
SLIDE 12. EAR INFECTION
PENYEBAB :
# Umumnya karena infeksi virus
# Pasca infeksi hidung atau radang tenggorokan seperti cold / flu
# Tooth problem
GEJALA :
v Sakit telinga (biasanya 1 sisi), demam, pilek dengan hidung buntu, rewel, telinga di-tarik2, nafsu makan menurun
v Kadang2 tampak cairan kuning keluar dari telinga, kadang2 juga anak mengalami sedikit gangguan pendengaran
v Rata-rata setiap anak mengalami infeksi minimal 1 x sebelum usia 5 tahun.
TATALAKSANA :
* Penghilang rasa sakit
* Posisi tegak/upright position,
* Jangan ada yang merokok
* Jangan minum susu dari dot-botol sambil tiduran
* Air hangat di botol, bungkus kain perca, taruh di atas telinga
* Kalau perlu minum obat decongestant (mengurangi hidung buntu)
PENCEGAHAN : berikan ASI selama mungkin
Hubungi DOKTER / penggunaan ANTIBIOTIK :
~ Bila berkepanjangan, lebih dari 2 minggu atau
~ Bila infeksi berat dan anak kesakitan hebat
SLIDE 13. DIARRHEA - VOMITING
Hampir serupa dengan batuk, diare & muntah adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan pada manusia. Diare & muntah adalah mekanisme alami tubuh untuk mengeluarkan racun, virus/kuman yang masuk ke dalam tubuh. Diare & muntah itu ibarat alarm tubuh untuk memberitahukan bahwa ada sesuatu yg tidak beres dalam tubuh kita.
Yang perlu dilakukan adalah mencari PENYEBAB nya.
Tidak perlu diberikan obat anti muntah atau obat untuk “mampet”kan diarenya. Obat-obat tsb memang akan mengurangi/menghentikan diare/muntah, tetapi tidak mengobati penyakitnya.
Perbaikan tersebut bersifat “semu”. Ibarat bom waktu. Kita terkecoh seolah anak membaik, padahal penyakitnya masih terus berlangsung. Selain itu, obat2 tersebut juga bukan tanpa risiko / efek samping.
PENYEBAB:
# >80% penyebabnya pada anak, terutama bayi, adalah virus. Dikenal juga dengan ROTAVIRUS.
# Food poisoning
# Alergi makanan,
# Pemakaian antibiotik.
TATALAKSANA – CEGAH DEHIDRASI - Minum banyak
» ASI diteruskan, campur dg Oral rehydration Solution (ORS) seperti pedialit atau oralit.
» Perbanyak minum.
» Bila diare hebat, fokus pada upaya rehidrasi (menjaga agar tidak dehidrasi). Kalau perlu, untuk sementara waktu tidak perlu makan sampai dehidrasi teratasi
Kapan menghubungi dokter?
* Ada darah di tinja atau tinja berwarna hitam
* Tanda-tanda dehidrasi berat : tidak buang air kecil > 8 jam, bibir kering, air mata kering ketika menangis, skin turgor menurun (jika tangan dicubit, tidak akan kembali seperti semula), mata cekung, abdomen (sekitar perut) cekung, fontanelle (ubun-ubun) pada bayi cekung.
* Luar biasa mengantuk, sulit dibangunkan
* Luar biasa lemas, layu
PRINSIP :
~ Umumnya tidak perlu diberi antibiotik, antibiotik hanya bila tinja berdarah (butuh evidence/lab). Pada banyak kasus, antibiotik justru akan memperparah diarenya. Belum lagi pemakaian antibiotik tidak pada tempatnya akan menyebabkan infeksi tambahan oleh jamur/fungus/candida
~ Jangan minum obat untuk menghentikan diare seperti primperan, motilium, juga tidak perlu minum Kaopectate, smecta, enzym, dsb.
~ Pada diare biasa, tidak perlu mengganti susu formula.
INGAT - Jangan memberikan obat anti muntah!!!!
SLIDE 14. KONSTIPASI
PENYEBAB:
Penyebab utama biasanya pola perilaku, khususnya pola konsumsi makanan yang low-fiber, high-fat & high-sugar.
Pola makan kita dulu sarat dengan sayur dan buah (serat), sekarang beralih ke fast food yang bukan hanya rendah serat, tetapi juga tinggi garam dan lemak. Penyebab lainnya adalah:
# Kurang minum
# Ignoring the urge (anak mengacuhkan rasa ingin buang air besar dan justru menahannya)
# Kurang gerak/olah raga, banyak duduk
# Penyakit: Hypothyroidism (kelenjar gondok kurang berfungsi, jarang, ada gejala lain sejak bayi seperti retardasi mental), retardasi mental
GEJALA:
» Sakit perut, melilit, mules, kembung
» Nafsu makan menurun
» Rewel
» Celana dalam ada berkas tinja (Soiled underwear)
» Tinja keras, tinja ada goresan/bercak darah (Large/blood streaked stools)
» Sering buang air kecil
TATALAKSANA :
* Minum banyak
* Pola makan yang kaya serat
* Lebih memperhatikan bowel's habit dari anak.
* Melatih anak akan kebersihan.
* Berbicara & diskusi dengan anak.
Hubungi dokter jika terjadi hal berikut :
∑ Tidak BAB > 10 hari
∑ Sering / rutin mengalami konstipasi sejak lahir.
∑ Aktivitas sehari-hari menurun.
∑ Terdapat anal tears atau hemorrhoids
∑ Sulit mengejan saat BAB
∑ Ada darah di tinja
SLIDE 15. TYPHOID
Sebenarnya, tifus tdk tergolong kondisi yang sering terjadi pada anak. Namun demikian, kondisi ini sering sekali didiagnosis (“gejala tifus”/verdacht typhus”). Padahal seharusnya untuk mendiagnosa suatu penyakit harus jelas dan tegas : TIFUS atau BUKAN.
Bagaimana dan kapan kita menegakkan diagnosis tifus?
# Curigai bila ANAK demam > 7 hari. Mengapa anak, bukan bayi ? Karena tifus ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar. Sementara bayi masih mengkonsumsi ASI, susu formula, makanan rumah.
# Diagnosis: pemeriksaan laboratorium biakan empedu (GAL CULTURE) bukan pemeriksaan widal. Di negara endemis seperti Indonesia, pemeriksaan widal hampir pasti akan positif tetapi tidak otomatis menyatakan yang bersangkutan sedang menderita infeksi tifus.
# Be critical !
TBC
Kondisi serupa yang juga sering salah diagnosa adalah TBC. Angka kejadian infeksi TBC di Indonesia memang tinggi, tetapi itu bukan berarti – sedikit-sedikit TBC. Anak yang kurus, yang kurang nafsu makan, anak yang batuk-batuk, sering dicap “ada vlek” di paru2nya. Padahal mendiagnosis TB tidak sesederhana ini.
Di lain pihak, kalau memang anak kita TBC, perlu diterapi dengan benar agar kuman TBC benar-benar bisa dieradikasi dari tubuh kita. Yang sering terjadi:
» Anak mendapat obat TBC tanpa dasar diagnosis yang jelas.
« Obat TBC tersebut tidak diberikan dengan benar (jenis obat, jumlah obat, dosis, lama pemberian).
Selalu mencari second opinion ! Karena mendiagnosis TBC tidak mudah. Dan sekali anak didiagnosis TBC - konsekuensinya banyak – harus mengkonsumsi obat-obatan untuk jangka waktu panjang. Padahal obat-obatan tersebut sangat berat`- berpotensi menimbulkan gangguan hati.
Again, be critical !
SLIDE 16. HOSPITALIZATION
Indikasi rawat inap harus kuat, seperti :
# Kehilangan kesadaran
# Kejang berulang
# Sesak napas
# Dehidrasi berat
# Membutuhkan obat yang harus diberikan ke pembuluh darah (IV medication)
Bagi anak, rawat inap di RS bukan hanya menyebabkan trauma kejiwaan, tetapi juga menghadapkan anak kepada risiko tertular INFEKSI NOSOKOMIAL. Yaitu infeksi akibat kuman rumah sakit, dari pasien lain. Sementara itu kuman di RS jauh lebih “GANAS” dibandingkan kuman di rumah. Mengapa? Coba cermati kalimat-kaliamt berikut.
Di RS, kita terlalu banyak mempergunakan antibiotik dan umumnya yang dipergunakan adalah antibiotik yang “kuat”. Dengan demikian, kuman di rumah sakit banyak yang sudah resisten (kebal) terhadap berbagai macam antibiotik (superbugs). Kuman di rumah jauh lebih “jinak”. Perawatan di RS dapat memperbesar potensi terkena infeksi tambahan (nosokomial) ini.
Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita harus memahami betul kondisi emergency (kapan anak harus dirawat di RS). Sehingga kondisi-kondisi yang tidak memerlukan perawatan RS, maka anak tidak perlu dirawat di RS.
SLIDE 17. THE LIVER AND THE DRUGS
Apa yang terjadi dengan obat yang kita konsumsi? Obat harus menjalani serangkaian proses metabolisme di hati. Prosesnya dua tahap. Di antara kedua tahapan tersebut, dihasilkan suatu zat antara yang bersifat toksik (beracun). Hal inilah yang dapat menyebabkan timbulnya kemungkinan kerusakan hati akibat obat.
Makin banyak obat, makin besar kemungkinan efek sampingnya (termasuk kerusakan hati).
Sebagai contoh adalah gabungan beberapa obat dalam satu puyer. Ibu umumnya tidak menyadari bahwa puyer tersebut terdiri dari beberapa obat. Tidak tertutup kemungkinan obat-obat tersebut saling berinteraksi.
Pertanyaan yang seharusnya selalu ada di benak kita sebelum mengkonsumsi obat atau menerima resep obat adalah :
» Apakah anak kita benar-benar membutuhkan obat ?
» Apakah memang benar anak kita membutuhkan sekian banyak obat dan bukan hanya 1 atau 2 obat saja ? Ada baiknya kita mencari second opinion atau mencari informasi tentang penyakit & obat-obat tsb. Manfaatkan teknologi terkini yaitu internet untuk mencari informasi.
Siapa yang potensial terkena efek samping obat?
* Mereka yang berusia sangat muda
* Mereka yang lanjut usia
Sekarang mari kita evaluasi kembali kartu berobat anak kita. Coba perhatikan & hitung berapa banyak obat dalam setiap puyer / racikan.
Bagaimana mengurangi risiko terkena efek samping obat?
1. Pada dasarnya, obat itu ”racun” sehingga potensial menimbulkan efek samping. Konsumsi obat hanya bilamana benar-benar diperlukan. Hindari polypharmacy.
2. Antibiotik bukan obat “ dewa “yang dapat menyembuhkan semua penyakit, atau menyembuhkan semua gejala (mulai dari demam, diare, batuk, pilek, radang tenggorokan, alergi, dll)
SLIDE 18. WHAT ARE ANTIBIOTICS
Antibiotik adalah obat untuk membunuh infeksi bakteri. ANTIBIOTIK TIDAK DAPAT MEMATIKAN VIRUS.
After their discovery in the early 20th century, they transformed medical care and dramatically reduced illness and death infectius diseases. Indeed, antibiotics are among the most powerful and important medicines known because when they are used properly, they can save lives.
Antibiotics = Against Life. Artinya antibiotik adalah suatu zat yang sifatnya mematikan kehidupan dalam hal ini, mematikan kuman.
Berdasarkan konsep “against life” tsb, beberapa ahli menyatakan bahwa penggunaan antibiotik dapat dikatakan sebagai penggunaan PESTISIDA bagi manusia (pesticide used on people).
APA BAHAYA PEMBERIAN ANTIBIOTIK YANG MEMBABI BUTA?
Setelah pemakaian antibiotik selama beberapa dekade, ternyata bermunculan banyak bakteri yang resisten (kebal) terhadap antibiotik. Hal ini membuktikan bahwa pemakaian antibiotik yang tidak rasional/membabi buta, justru akan merugikan pasien dan khalayak luas. Antibiotik merupakan satu2nya obat yang memiliki dampak sosial yang besar.
Contoh. Anak X sering memakan antibiotik setiap kali demam atau pilek.batuk, diare. Cepat atau lambat, kuman-kuman di sekitar X menjadi kebal terhadap berbagai antibiotik. Bila kuman yang resisten terhadap antibiotik tersebut menyerang anak Y, maka anak Y otomatis juga tiurut dirugikan, bukan hanya anak X.
Antibiotic resistance dapat membahayakan jiwa dan memperberat kondisi dan penderitaan si pasien yang mungkin infeksinya sebenarnya tidak berat tetapi kumannya tidak dapat dibunuh oleh berbagai antibiotik (padahal sebelumnya, infeksi kuman ni dengan mudah dapat diatasi). Kuman yang kebal terhadap antibiotik ini –berkembang biak dengan cepat, menyerang anggota keluarga lainnya, tetangga, teman sekolah, teman kerja – mengancam seluruh komunitas. Lingkungan terancam infeksi oleh kuman jenis baru, yang sudah berubah bentuk, yang lebih ganas, kuman yang sulit dibunuh oleh antibiotik.
SLIDE 19. THE TROUBLE WITH ANTIBIOTICS
# Pemberian antibiotik yang berlebihan menyebabkan kuman yang tidak terbunuh mengubah diri (mutasi) menjadi kuman yang tidak mempan dilawan dengan antibiotik. Kuman itu disebut juga “superbugs”. Superbugs ini juga dapat lolos dari serangan sistem imu tubuh kita, karena perubahan dirinya. Sistem imun tubuh kita tidak mengenalinya.
# Superbugs ini memerlukan antibiotik yang jauh lebih kuat, pasien harus dirawat di rumah sakit karena antibiotik harus diberikan melalui selang infus. Antibiotik super kuat ini berisiko menimbulkan efek samping yang lebih berat. Selain itu dalam waktu cepat, bakteri tsb juga menjadi kebal terhadap antibiotik yang super kuat. Pada kondisi ini, tenaga medis / dokter seperti berlari di treadmill, terus mengejar, mencari antibiotik yang lebih kuat dan lebih baru.
# Dampak negatif kedua dari pemberian antibiotik yang berlebihan dan tidak bijak adalah terbunuhnya “kuman baik” di dalam tubuh kita. Tempat yang semula dipakai oleh kuman2 ini menjadi vakum dan kekosongan ini diisi oleh kuman “jahat” atau jamur. Kondisi infeksi ini disebut sebagai “superinfection”.
# Semakin lama/sering makan antibiotik semakin besar risiko terbentuknya superbugs, dan superinfection. Akibatnya SEMAKIN SERING KITA MENGKONSUMSI ANTIBIOTIK, SEMAKIN SERING KITA SAKIT.
Antibiotik adalah sumber alam, karunia Tuhan yang harus dipergunakan secara bijaksana. Antibiotik menyelamatkan kita, kita harus “menyelamatkan” mereka.
Sumber foto: Google