Seorang raja yang amat kaya, tinggal di istana yang sangat indah. Istana itu terletak di atas sebuah bukit kecil dengan sungai yang mengitarinya. Banyak bunga dan pepohonan indah yang tumbuh di sana. Sang raja mempunyai kebiasaan menikmati sarapan paginya, sambil duduk di dekat salah satu jendela perpustakaannya, yang mempunyai view terbaik. Raja tersebut sangat menikmati pesona yang dimainkan sang alam setiap pagi. Bagaimana bunga merekah, embun pagi menetes mengalir jatuh dari dedaunan, kicau burung-burung yang beterbangan dari satu dahan ke dahan lagi, aneka kupu-kupu cantik beserta kumbang yang seolah akur menikmati sari bunga, dan juga berbagai jenis hewan yang menikmati sejuknya air sungai. Semuanya terbingkai dengan begitu cantik.
Suatu hari, ketika sang raja tengah menikmati rutinitas paginya, terbesit dalam benaknya untuk membuat suatu alat khusus yang dapat mengeluarkan bunyi dan nyanyian indah dari permainan alam. Raja yang baik hati itu yakin, kalau alam dengan segala keindahannya yang dia nikmati tiap pagi, akan memberikannya musik indah untuk dinikmati. Bergegas dipanggilnya para pegawai istana, dan diperintahkannya mereka untuk membuat dawai-dawai yang terentang mengelilingi istana. Harapannya sepoi angin pagi akan menggoyangkan dawai-dawai itu dan mendentingkan nyanyian indah.
Dawai-dawai sudah terpancang dan terentang mengelilingi istana. Raja demikian gembira dan tak sabar menikmati maha karya tersebut. Kali ini sang raja bangun lebih pagi dari biasanya, dia begitu bersemangat. Namun hingga tengah hari, timbul perasaan kecewa pada dirinya. Seharian dia duduk menunggu, tak ada suara dentingan merdupun yang terdengar. Angin pagi yang berhembus tak mampu menghasilkan melodi apapun. Rajapun menjadi murung.
Malam menjelang, dan terjadi badai. Hujan turun demikian derasnya, dan anginpun berhembus sangat kencang. Langit semakin gelap pekat. Sang raja sedang tertidur ketika badai berlangsung. Namun, raja tersebut terbangun karena mendengar sesuatu yang indah. Dipanggilnya salah satu pengawalnya, dan ditanyalah apakah ada orang yang sedang bermain alat musik di istana. Pengawal pun menjawab tidak. Sang Raja semakin penasaran, karena bunyi itu demikian indah dan berbunyi semakin kuat.
Terhenyaklah raja seketika mengingat sesuatu, dan diperintahkannya seorang pengawal untuk membuka salah satu jendela kamarnya. Raja menjadi takjub dan kemudian tertawa bahagia menyaksikan pemandangan di depan matanya. Ya, suara merdu itu berasal dari dawai-dawai yang terpancang mengelilingi istana. Angin sepoi pagi tak mampu menggoyangkannya. Namun badai dengan hembusan angin menderu yang hebat, menggoyangkan dawai-dawai tersebut, mendentingkan nyanyian indah. Semakin kuat hembusan angin, semakin terdengar dentingan indah.
Hidup pun demikian. Tidak selamanya yang tampak buruk bagi kita adalah buruk. Badai dalam hidup pun mampu bernyanyi indah untuk kita. Karena Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, yang percaya dan berharap padaNya. Bersyukurlah selalu, kawan. Tuhan memberkati.
Dawai-dawai sudah terpancang dan terentang mengelilingi istana. Raja demikian gembira dan tak sabar menikmati maha karya tersebut. Kali ini sang raja bangun lebih pagi dari biasanya, dia begitu bersemangat. Namun hingga tengah hari, timbul perasaan kecewa pada dirinya. Seharian dia duduk menunggu, tak ada suara dentingan merdupun yang terdengar. Angin pagi yang berhembus tak mampu menghasilkan melodi apapun. Rajapun menjadi murung.
Malam menjelang, dan terjadi badai. Hujan turun demikian derasnya, dan anginpun berhembus sangat kencang. Langit semakin gelap pekat. Sang raja sedang tertidur ketika badai berlangsung. Namun, raja tersebut terbangun karena mendengar sesuatu yang indah. Dipanggilnya salah satu pengawalnya, dan ditanyalah apakah ada orang yang sedang bermain alat musik di istana. Pengawal pun menjawab tidak. Sang Raja semakin penasaran, karena bunyi itu demikian indah dan berbunyi semakin kuat.
Terhenyaklah raja seketika mengingat sesuatu, dan diperintahkannya seorang pengawal untuk membuka salah satu jendela kamarnya. Raja menjadi takjub dan kemudian tertawa bahagia menyaksikan pemandangan di depan matanya. Ya, suara merdu itu berasal dari dawai-dawai yang terpancang mengelilingi istana. Angin sepoi pagi tak mampu menggoyangkannya. Namun badai dengan hembusan angin menderu yang hebat, menggoyangkan dawai-dawai tersebut, mendentingkan nyanyian indah. Semakin kuat hembusan angin, semakin terdengar dentingan indah.
Hidup pun demikian. Tidak selamanya yang tampak buruk bagi kita adalah buruk. Badai dalam hidup pun mampu bernyanyi indah untuk kita. Karena Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, yang percaya dan berharap padaNya. Bersyukurlah selalu, kawan. Tuhan memberkati.
Just A Little Note Di Tahun 2010, Waktu Masih Bekerja Di Sebuah Stasiun Televisi Swasta Nasional Indonesia.